Thursday, June 10, 2010

Situs Keramat Alami : Peran Budaya dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati


Prosiding Lokakarya Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat 30-31 Oktober 2007

Editor: Herwasono Soedjito, Y. Purwanto, Endang Sukara

Jakarta : Yayasan Obor, 2009
xxii, 303 halaman
ISBN 978-979-461-742-7


Buku Situs Keramat Alami ini merupakan kumpulan hasil penelitian Situs Keramat Alami dari sudut pandang konservasi keanekaragaman hayati dan budaya, serta cara pengelolaannya oleh masyarakat tradisional di Indonesia untuk mempromosikan pentingnya saling keterkaitan antara keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.



Isi tentang Situs Keramat Alami (sacred natural sites) telah menjadi perhatian program MAB (Man and Biosphere) UNESCO, karena perannya sangat penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang merupana mandat dari Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD).

Dipaparkan 17 studi kaitan Situs Keramat Alamai dan pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi Pulau Sumatera (Siberut, Mandailing Natal, Riau), Sulawesi (Bulukumba, Lore Lindu, Kalimantan (Malinau), Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Timur), Bali dan Papua (Biak, Lembah Baliem) yang mempresentasikan keanekaragaman ekosistem hutan, pegunungan, dan dataran rendah, perairan tawar dan danau, eksosietm pulau serta pesisir dan lautan.

Daftar Isi BUKU:

DAFTAR ISI


Sambutan Kunci Peran Budaya Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati

Emil Salim, Penasehat Presiden RI ………………………….…….…………………xiii

Bab II. Tri-Stimulus Amar (Alamiah Manfaat Religius) Sebagai Pendorong Sikap Konservasi Kasus Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri.

Ervizal A.M. Zuhud, Fakultas Kehutanan – IPB

Bab III. Keramat Alami dan Kontribusi Islam dalam Konservasi Alam.

Fachruddin Mangunjaya, Conservation International-Indonesia

Bab IV. Kawasan Sakral Perspektif Perlindungan Keanekaragaman Hayati.

IGP Suryadarma, Universitas Negeri Yogyakarta

Bab V. Tanah Toa, Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Budhihartono, Universitas Indonesia

Bab VI. Leuweung Titipan: Hutan Keramat Warga Kasepuhan Di Gunung Halimun. Kusnaka Adimihardja, INRIK-Universitas Padjajaran
Bab VII.
Pelestarian Daerah Mandala Dan Keanekaragaman Hayati Oleh Orang Baduy. Johan Iskandar, Universitas Padjajaran

Bab VIII. Situs Keramat Alami sebagai Alternatif Pengakuan Hak-hak Masyarakat Adat : Kasus Kasepuhan Cibedug, Banten. Herry Yogaswara, IPSK – LIPI

Bab IX. Pandangan Tentang Hutan, Tempat Keramat Dan Perubahan Sosial Di Pulau Siberut, Sumatra Barat. Darmanto, Perkumpulan Siberut Hijau (PASIH)
Bab X. Lubuk Larangan :
Reaktualisasi Situs Keramat Alami di Mandailing Natal.

Zulkifli Lubis, Universitas Sumatra Utara

Bab XI. Faknik Konservasi Sumberdaya Hayati Laut Masyarakat Kepulauan Padaido, Papua

Yuanike Kaber, Roni Bawole, dan George Mentansan, Universitas Papua ................... .....153

Bab XII. Tempat Sakral Masyarakat di Lembah Baliem Papua: Antara Tradisi, Konservasi Sumber Daya Hayati dan Penguasaan Wilayah.

Y. Purwanto, Pusat Penelitian Biologi – LIPI
Bab XIII. Mopahilolonga Katuvua: Konsepsi Masyarakat Adat Toro dalam Mempertahankan Kelestarian Sumberdaya Hutan. Golar Baso, Universitas Tadulako

Bab XIV. Tanah Ulen Dan Konsep Situs Keramat Alami Studi Kasus Di Desa Setulang, Kabupaten Malinau Kalimantan Timur.

Herwasono Soedjito, MAB (Man and the Biosphere) Indonesia – LIPI

Bab XV. Masihkah Situs Keramat Alami Mampu Menjadi Landmark Budaya Pelestarian Sumber Daya Alam? Rio Rovihandono, KEHATI
Bab XVI.
Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar.

Nuning S. Barwa, Yayasan Martha Tilaar.