Tuesday, March 20, 2012

Islam Peduli Lingkungan


Judul Buku: Islam Peduli Lingkungan (Modul Suplemen Pendidikan Al Islam Berwawasan Lingkungan untuk SMA, MA & SMK)
Penulis: Fachruddin Mangunjaya dkk
Editor: Muhd. Abdullah Darraz
Penerbit: Maarif Institute, Jakarta
Tahun: 2011
Tebal: viii+180 halaman

Modul seperti ini untuk pertama kalinya dibuat merangkum pemikiran yang agak komprehensip dan praktis tentang Islamic Ethic for the Environtment and Nature Conservation, atau juga disebut dengan Islamic Environmentalism.

Selain pengayaan pada segi Islamic Ethic, buku ini juga meramu tentang kearifan lokal dalam pelestarian alam unsur kekinian terkait lingkungan misalnya tentang pelestarian keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Selanjutnya >>>>>

Thursday, June 10, 2010

Situs Keramat Alami : Peran Budaya dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati


Prosiding Lokakarya Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat 30-31 Oktober 2007

Editor: Herwasono Soedjito, Y. Purwanto, Endang Sukara

Jakarta : Yayasan Obor, 2009
xxii, 303 halaman
ISBN 978-979-461-742-7


Buku Situs Keramat Alami ini merupakan kumpulan hasil penelitian Situs Keramat Alami dari sudut pandang konservasi keanekaragaman hayati dan budaya, serta cara pengelolaannya oleh masyarakat tradisional di Indonesia untuk mempromosikan pentingnya saling keterkaitan antara keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.



Isi tentang Situs Keramat Alami (sacred natural sites) telah menjadi perhatian program MAB (Man and Biosphere) UNESCO, karena perannya sangat penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang merupana mandat dari Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD).

Dipaparkan 17 studi kaitan Situs Keramat Alamai dan pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi Pulau Sumatera (Siberut, Mandailing Natal, Riau), Sulawesi (Bulukumba, Lore Lindu, Kalimantan (Malinau), Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Timur), Bali dan Papua (Biak, Lembah Baliem) yang mempresentasikan keanekaragaman ekosistem hutan, pegunungan, dan dataran rendah, perairan tawar dan danau, eksosietm pulau serta pesisir dan lautan.

Daftar Isi BUKU:

DAFTAR ISI


Sambutan Kunci Peran Budaya Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati

Emil Salim, Penasehat Presiden RI ………………………….…….…………………xiii

Bab II. Tri-Stimulus Amar (Alamiah Manfaat Religius) Sebagai Pendorong Sikap Konservasi Kasus Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri.

Ervizal A.M. Zuhud, Fakultas Kehutanan – IPB

Bab III. Keramat Alami dan Kontribusi Islam dalam Konservasi Alam.

Fachruddin Mangunjaya, Conservation International-Indonesia

Bab IV. Kawasan Sakral Perspektif Perlindungan Keanekaragaman Hayati.

IGP Suryadarma, Universitas Negeri Yogyakarta

Bab V. Tanah Toa, Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Budhihartono, Universitas Indonesia

Bab VI. Leuweung Titipan: Hutan Keramat Warga Kasepuhan Di Gunung Halimun. Kusnaka Adimihardja, INRIK-Universitas Padjajaran
Bab VII.
Pelestarian Daerah Mandala Dan Keanekaragaman Hayati Oleh Orang Baduy. Johan Iskandar, Universitas Padjajaran

Bab VIII. Situs Keramat Alami sebagai Alternatif Pengakuan Hak-hak Masyarakat Adat : Kasus Kasepuhan Cibedug, Banten. Herry Yogaswara, IPSK – LIPI

Bab IX. Pandangan Tentang Hutan, Tempat Keramat Dan Perubahan Sosial Di Pulau Siberut, Sumatra Barat. Darmanto, Perkumpulan Siberut Hijau (PASIH)
Bab X. Lubuk Larangan :
Reaktualisasi Situs Keramat Alami di Mandailing Natal.

Zulkifli Lubis, Universitas Sumatra Utara

Bab XI. Faknik Konservasi Sumberdaya Hayati Laut Masyarakat Kepulauan Padaido, Papua

Yuanike Kaber, Roni Bawole, dan George Mentansan, Universitas Papua ................... .....153

Bab XII. Tempat Sakral Masyarakat di Lembah Baliem Papua: Antara Tradisi, Konservasi Sumber Daya Hayati dan Penguasaan Wilayah.

Y. Purwanto, Pusat Penelitian Biologi – LIPI
Bab XIII. Mopahilolonga Katuvua: Konsepsi Masyarakat Adat Toro dalam Mempertahankan Kelestarian Sumberdaya Hutan. Golar Baso, Universitas Tadulako

Bab XIV. Tanah Ulen Dan Konsep Situs Keramat Alami Studi Kasus Di Desa Setulang, Kabupaten Malinau Kalimantan Timur.

Herwasono Soedjito, MAB (Man and the Biosphere) Indonesia – LIPI

Bab XV. Masihkah Situs Keramat Alami Mampu Menjadi Landmark Budaya Pelestarian Sumber Daya Alam? Rio Rovihandono, KEHATI
Bab XVI.
Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar.

Nuning S. Barwa, Yayasan Martha Tilaar.



Saturday, December 5, 2009

BIOLOGI KONSERVASI

Buku ini memuat artikel tambahan dari berbagai kalangan ahli Indonesia, sehingga Penulis Utamanya (R Primarck dan Mochamad Indrawan) mengatakan ini edisi yang lengkap untuk kasus Indonesia.

Tulisan saya "Etika dan Agama" dimuat di Bab 7 halaman 530 buku ini.

Judul:
Pendekatan Etika dan Agama
Kesadaran meningkat diseluruh dunia, bahwa seperti halnya dengan pendekatan-pendekatan hukum, sosial, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang tengah dikembangkan saat ini, etika dan agama memiliki sumbangsih yang kuat bagi konservasi."

Sunday, March 8, 2009

IN PRESS: Khasanah Alam


Pengetahuan tentang aksi dan program perawatan terhadap alam, bumi dan penghuni yang ada didalamnya, banyak berasal dari peradaban modern yang pada umumnya didasarkan pemahaman yang berbasis ilmiah (sains) tetapi meninggalkan unsur spiritualitas dan realitas sosial yang akan sangat membantu keberhasilan program tersebut. Buku ini ingin memberikan petunjuk praktis yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan komunitas dalam berkontribusi pada perawatan dan pelestarian alam dan lingkungan yang dapat digali dari ajaran Islam atau berbasis syariat Islam.

Belum banyak diketahui bahwa Muhammad Rasulullah saw lima belas abad silam menetapkan kawasan konservasi (hima) setelah beliau menaklukkan Mekkah dan membuat kawasan-kawasan lindung untuk pelestarian flora dan fauna. Islam juga menganjurkan zona-zona larangan (harim zone) yang ditempatkan dari mulai pinggiran sungai, pedestrian, jalur hijau dan berbagai kepentingan publik yang lain. Buku ini juga memperluas wawasan dan mendukung upaya penanaman kembali atau upaya restorasi lahan-lahan yang tidak bertuan atau terlantar: melakukan penanaman pohon adalah anjuran dalam syariat Islam.

Tuesday, June 3, 2008

New Book: Bertahan Di Bumi



Dalam upaya menyikapi perubahan iklim, lingkungan dan alam memerlukan perlakuan yang lebih baik dari manusia. Selama ini, alam selalu dijadikan obyek yang dilecehkan bahkan terkadang ‘diperkosa’ hak-haknya: bumi ditambang untuk dikeluarkan isi perutnya berupa minyak, gas dan mineral lain untuk keperluan manusia. Kulit luarnya (hutan) ditebas habis sehingga menyebabkan perubahan permukaan dan membuat ekosistem tidak seimbang dalam menopang kehidupan. Sumber daya alam tempat manusia hidup semakin tercemar dan menipis bahkan berbalik menjadi bencana. Bencana pemanasan global berada di depan mata.

Buku ini memberi gambaran dan inspirasi bagaimana kita bisa berubah memperlakukan setiap jengkal isi bumi dengan mengambil pelajaran aktual kasus lingkungan yang ada di Indonesia. Bagaimana upaya masyarakat lokal hingga global bertindak, dan trend seperti apa jika sebuah masyarakat yang ingin menjadikan alamnya lebih lestari dan berkelanjutan. Kemudian bagaimana langkah kecil kita selalu individu, kelompok atau masyarakat dapat bergerak menyelamatkan lingkungan. Ada pengetahuan praktis penyadaran diri terhadap alam misalnya dengan menghitung jejak ekologi dan jejak karbon yang dapat dipelajari dari buku ini.

Komentar:

"Manusia dan bumi sama-sama memerlukan gaya hidup yang sehat. Buku ini menjelaskan gaya hidup yang diperlukan oleh semua. Perubahan iklim, fenomena yang sangat nyata namun rumit, dijelaskan dengan cerdas, dan buku ini akan mendorong kita berperan nyata turut menyelamatkan planet bumi."
---Dr. Mochammad Indrawan, Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Indonesia

“Dengan contoh contoh kejadian aktual dan gaya bahasa sederhana, buku ini mampu ‘membumikan’ pemanasan global dan perubahan iklim, sebagai akibat keperkasaan antroposentrisme manusia. Buku ini menawarkan berbagai gaya hidup ramah lingkungan, sebagai jalan keluar, agar kita dapat bertahan dan memelihara planet bumi yang hanya satu ini.”
---Arief Yuwono, Sekertaris Menteri Negara Lingkungan Hidup

“Buku ini memberikan pemahaman mendalam, wajib dibaca agar semua pihak sadar juga peduli pada kondisi bumi pada saat ini, dan segera merevolusi gaya hidupnya demi kehidupan masa mendatang…”
--- Jamila Catheleya, Miss Indonesia Earth-Ecotourism 2007

Berita Peluncuran:

Beli buku Kontak:
Yayasan Obor Indonesia
Jl. Plaju No. 10, Jakarta 10230Indonesia
Tel. 62-21-3920114, 62-21-31926978
Fax. 62-21-31924488
Email: yayasan_obor@cbn.net.id
Bagian Pemasaran : Enny S. M.

Wednesday, May 23, 2007

MENANAM SEBELUM KIAMAT Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup


Judul: MENANAM SEBELUM KIAMAT: Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup
Editor: Fachruddin M. Mangunjaya, Husein Heriyanto & Reza Gholami
Pengantar: Emil Salim

Penerbit: Yayasan Obor Indonesia bekerjasama dengan Conservation International dan Islamic College and Advanced Studies( ICAS), Jakarta
Tahun terbit: Juni 2007.

Persoalan lingkungan, merupakan masalah global yang memerlukan perhatian semua pihak. Oleh karena itu, isu dan problema lingkungan tidak mungkin teratasi tanpa adanya pendekatan strategis bervisi global-holistik di tingkat pengambil kebijakan dan tersedianya solusi-solusi lokal pada tataran pelaksanaan praktis. Pencerahan pandangan yang ‘membaca’ isu-isu praktis lingkungan akan menjadi jembatan andai saja kita sanggup memberikan penjabaran-penjabaran yang luas tentang posisi diri dan fungsi diri manusia yang berkehendak untuk mengambil sikap dan perlakuan terhadap alam dan lingkungannnya.
Islam adalah agama satu milyar lebih manusia di bumi, atau lebih dari seper enam penduduk dunia sekarang ini dan tetap dipeluk dan diamalkan ajarannya oleh hampir di setiap negara yang mempunyai penduduk muslim. Dunia Islam, yang juga ditimpa oleh persoalan-permasalahan lingkungan di tengah kompetisi globalisasi dunia dan pembangunan ekonomi setelah lama terjajah oleh kolonialisme Barat, mencoba mulai bangkit dan menemukan kembali identitas mereka. Dunia Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi, membangun dunia dan peradaban kemanusiaan termasuk menggali kembali khasanah landasan etika dan praktis ajaran Islam dalam menghadapi problematika lingkungan yang mengancam bumi kita ini.

Komentar terhadap buku ini:
Buku “Menanam Sebelum Kiamat” yang memuat karya tulisan sejumlah pemikir agama Islam membahas berbagai segi lingkungan hidup. Buku yang di-edit oleh Fachruddin M. Mangunjaya, Husain Heriyanto dan Reza Gholami merupakan ikhitiar memahami agama Islam secara lebih kontekstual dalam menanggapi berbagai tatangan lingkungan hidup.
Perkembangan sejarah para pemikir agama Islam dan non-Islam di dunia membuktikan bahwa setiap agama memiliki potensi memotivasi manusia, masyarakat dan bangsa meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya dalam ikhtiar dan pola hidup menanam mencegah kiamat.
-Prof. Dr. Emil Salim, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia dan Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI

Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tentu saja upaya mengajak umat Islam dalam pelestarian alam di negara ini menjadi sangat berarti jika dilakukan melalui pendekatan Islami. Harapan kami kedepan, kegiatan ini akan membawa dampak signifikan bagi dunia Muslim yang lain, karena banyak negara-negara Muslim merupakan ‘negara-negara kaya’ karena sumber daya alamnya berlimpah, namun dari segi lingkungan—seperti diceritakan dalam buku ini--negara tersebut mengalami kerusakan lingkungan yang berat.

-Dr. Jatna Supriatna, Regional Vice President Conservation International Indonesia

Kami berpendapat bahwa siapapun yang berkomitmen sungguh-sungguh terhadap nasib peradaban manusia hari ini, ia haruslah memiliki perhatian terhadap krisis dan problema lingkungan. Dan buku ini mencatat kontribusi dunia muslim dalam menanggapi persoalan lingkungan mereka.
- Dr. Seyyed Mohsen Miri, Rektor Islamic College for Adance Studies-ICAS, Jakarta)
This book is an indication of not only Indonesia’s position as the most populace country in the Muslim world but also its abiding concern for the environment. There is much in Indonesian society that reflects its deep empathy with the natural world and this is a timely reminder to its people that conserving its threatened habitats can be achieved by the application of what is best in their Islamic traditions.

-Fazlun Khalid
Founder
Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES), Birmingham, UK.

Hubungi:

Yayasan Obor Indonesia
Jl. Plaju No. 10,
Jakarta 10230
Indonesia
Tel. 62-21-3920114, 62-21-31926978Fax. 62-21-31924488Email: yayasan_obor@cbn.net.id Bagian Pemasaran : Enny S. M.

Yayasan Obor Indonesia - Yogyakarta
Perum. Jombor Baru,Jl. Pajajaran Blok 2 No.21,Sleman 55282,Yogyakarta,
IndonesiaTel. 62-274-865557 Email: obor-yk@ygy.centrin.net.id

Wednesday, April 25, 2007

Harimau-Harimau Terakhir

Penulis: Fachruddin Mangunjaya & Dolly Priatna
Penerbit: Wahyu Media disponsori oleh CI Indonesia,
ZSL dan Denver Zoo
Tebal: 26 halaman
ISBN: 979-795-064-6
Cetakan: Pertama, 2006


Lauser adalah seekor induk harimau Sumatera yang baru saja melahirkan dua anaknya, Teso dan Nilo. Mereka bertiga tinggal di sebuah bukit di Pulau Sumatera. Lauser menjaga kedua anaknya itu sendirian. Pejantannya, Bohorok, telah pergi mengembara. Bohorok hanya bersama-sama Lauser pada saat musim kawin dan hingga usia kandungan Lauser berumur 9 minggu.
Sebenarnya, Teso dan Nilo memiliki seekor saudara lagi bernama Bilo. Namun, sayang, Bilo mati terserang penyakit yang tidak diketahui. Biasanya, harimau melahirkan 2 sampai 5 ekor anak. Tapi jarang bisa hidup semuanya, karena kehidupan di hutan itu sangat keras. Mereka bisa menjadi santapan harimau lain atau binatang lain seperti ular sanca.
Setiap bangun tidur, Lauser selalu mengaum. Hal itu merupakan salah satu cara untuk menandai wilayah kekuasaannya. Selain mengaum, biasanya harimau menandai wilayah kekuasaannya dengan menggunakan air kencing, kotoran, cakaran, ataupun menggosokkan badan ke batang-batang pohon.
Menjelang sore, Lauser mengajak kedua ekor anaknya untuk berburu mangsa. Namun sayang, saat ini sangatlah sulit bagi Lauser untuk berburu mangsa. Banyak faktor yang menyebabkannya. Salah satunya adalah semakin sempitnya hutan tempat mereka berburu. Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Teso dan Nilo. Bayangkan saja, untuk 4 sampai 5 ekor harimau dewasa seperti Lauser dan Bohorok, paling tidak membutuhkan 100 Km2 untuk daerah jajahan.
Buku ini bukan merupakan buku dongeng semata. Melainkan juga dibuat berdasarkan data-data ilmiah pendukungnya. Misalnya, cara harimau mempertahankan dan melangsungkan hidupnya, cara harimau berburu mangsa, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan harimau di dalam hutan.
Fachruddin & Dolly merangkum data-data ilmiah tersebut hingga menjadi cerita ilmiah (fiksi sains) yang mendidik dan menghibur. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan permainan interaktif seperti berhitung, menjodohkan, dan mewarnai gambar.

Sumber: http://www.wahyumedia.com