Wednesday, May 23, 2007

MENANAM SEBELUM KIAMAT Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup


Judul: MENANAM SEBELUM KIAMAT: Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup
Editor: Fachruddin M. Mangunjaya, Husein Heriyanto & Reza Gholami
Pengantar: Emil Salim

Penerbit: Yayasan Obor Indonesia bekerjasama dengan Conservation International dan Islamic College and Advanced Studies( ICAS), Jakarta
Tahun terbit: Juni 2007.

Persoalan lingkungan, merupakan masalah global yang memerlukan perhatian semua pihak. Oleh karena itu, isu dan problema lingkungan tidak mungkin teratasi tanpa adanya pendekatan strategis bervisi global-holistik di tingkat pengambil kebijakan dan tersedianya solusi-solusi lokal pada tataran pelaksanaan praktis. Pencerahan pandangan yang ‘membaca’ isu-isu praktis lingkungan akan menjadi jembatan andai saja kita sanggup memberikan penjabaran-penjabaran yang luas tentang posisi diri dan fungsi diri manusia yang berkehendak untuk mengambil sikap dan perlakuan terhadap alam dan lingkungannnya.
Islam adalah agama satu milyar lebih manusia di bumi, atau lebih dari seper enam penduduk dunia sekarang ini dan tetap dipeluk dan diamalkan ajarannya oleh hampir di setiap negara yang mempunyai penduduk muslim. Dunia Islam, yang juga ditimpa oleh persoalan-permasalahan lingkungan di tengah kompetisi globalisasi dunia dan pembangunan ekonomi setelah lama terjajah oleh kolonialisme Barat, mencoba mulai bangkit dan menemukan kembali identitas mereka. Dunia Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi, membangun dunia dan peradaban kemanusiaan termasuk menggali kembali khasanah landasan etika dan praktis ajaran Islam dalam menghadapi problematika lingkungan yang mengancam bumi kita ini.

Komentar terhadap buku ini:
Buku “Menanam Sebelum Kiamat” yang memuat karya tulisan sejumlah pemikir agama Islam membahas berbagai segi lingkungan hidup. Buku yang di-edit oleh Fachruddin M. Mangunjaya, Husain Heriyanto dan Reza Gholami merupakan ikhitiar memahami agama Islam secara lebih kontekstual dalam menanggapi berbagai tatangan lingkungan hidup.
Perkembangan sejarah para pemikir agama Islam dan non-Islam di dunia membuktikan bahwa setiap agama memiliki potensi memotivasi manusia, masyarakat dan bangsa meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya dalam ikhtiar dan pola hidup menanam mencegah kiamat.
-Prof. Dr. Emil Salim, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia dan Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI

Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tentu saja upaya mengajak umat Islam dalam pelestarian alam di negara ini menjadi sangat berarti jika dilakukan melalui pendekatan Islami. Harapan kami kedepan, kegiatan ini akan membawa dampak signifikan bagi dunia Muslim yang lain, karena banyak negara-negara Muslim merupakan ‘negara-negara kaya’ karena sumber daya alamnya berlimpah, namun dari segi lingkungan—seperti diceritakan dalam buku ini--negara tersebut mengalami kerusakan lingkungan yang berat.

-Dr. Jatna Supriatna, Regional Vice President Conservation International Indonesia

Kami berpendapat bahwa siapapun yang berkomitmen sungguh-sungguh terhadap nasib peradaban manusia hari ini, ia haruslah memiliki perhatian terhadap krisis dan problema lingkungan. Dan buku ini mencatat kontribusi dunia muslim dalam menanggapi persoalan lingkungan mereka.
- Dr. Seyyed Mohsen Miri, Rektor Islamic College for Adance Studies-ICAS, Jakarta)
This book is an indication of not only Indonesia’s position as the most populace country in the Muslim world but also its abiding concern for the environment. There is much in Indonesian society that reflects its deep empathy with the natural world and this is a timely reminder to its people that conserving its threatened habitats can be achieved by the application of what is best in their Islamic traditions.

-Fazlun Khalid
Founder
Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES), Birmingham, UK.

Hubungi:

Yayasan Obor Indonesia
Jl. Plaju No. 10,
Jakarta 10230
Indonesia
Tel. 62-21-3920114, 62-21-31926978Fax. 62-21-31924488Email: yayasan_obor@cbn.net.id Bagian Pemasaran : Enny S. M.

Yayasan Obor Indonesia - Yogyakarta
Perum. Jombor Baru,Jl. Pajajaran Blok 2 No.21,Sleman 55282,Yogyakarta,
IndonesiaTel. 62-274-865557 Email: obor-yk@ygy.centrin.net.id

Wednesday, April 25, 2007

Harimau-Harimau Terakhir

Penulis: Fachruddin Mangunjaya & Dolly Priatna
Penerbit: Wahyu Media disponsori oleh CI Indonesia,
ZSL dan Denver Zoo
Tebal: 26 halaman
ISBN: 979-795-064-6
Cetakan: Pertama, 2006


Lauser adalah seekor induk harimau Sumatera yang baru saja melahirkan dua anaknya, Teso dan Nilo. Mereka bertiga tinggal di sebuah bukit di Pulau Sumatera. Lauser menjaga kedua anaknya itu sendirian. Pejantannya, Bohorok, telah pergi mengembara. Bohorok hanya bersama-sama Lauser pada saat musim kawin dan hingga usia kandungan Lauser berumur 9 minggu.
Sebenarnya, Teso dan Nilo memiliki seekor saudara lagi bernama Bilo. Namun, sayang, Bilo mati terserang penyakit yang tidak diketahui. Biasanya, harimau melahirkan 2 sampai 5 ekor anak. Tapi jarang bisa hidup semuanya, karena kehidupan di hutan itu sangat keras. Mereka bisa menjadi santapan harimau lain atau binatang lain seperti ular sanca.
Setiap bangun tidur, Lauser selalu mengaum. Hal itu merupakan salah satu cara untuk menandai wilayah kekuasaannya. Selain mengaum, biasanya harimau menandai wilayah kekuasaannya dengan menggunakan air kencing, kotoran, cakaran, ataupun menggosokkan badan ke batang-batang pohon.
Menjelang sore, Lauser mengajak kedua ekor anaknya untuk berburu mangsa. Namun sayang, saat ini sangatlah sulit bagi Lauser untuk berburu mangsa. Banyak faktor yang menyebabkannya. Salah satunya adalah semakin sempitnya hutan tempat mereka berburu. Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Teso dan Nilo. Bayangkan saja, untuk 4 sampai 5 ekor harimau dewasa seperti Lauser dan Bohorok, paling tidak membutuhkan 100 Km2 untuk daerah jajahan.
Buku ini bukan merupakan buku dongeng semata. Melainkan juga dibuat berdasarkan data-data ilmiah pendukungnya. Misalnya, cara harimau mempertahankan dan melangsungkan hidupnya, cara harimau berburu mangsa, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan harimau di dalam hutan.
Fachruddin & Dolly merangkum data-data ilmiah tersebut hingga menjadi cerita ilmiah (fiksi sains) yang mendidik dan menghibur. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan permainan interaktif seperti berhitung, menjodohkan, dan mewarnai gambar.

Sumber: http://www.wahyumedia.com

Friday, March 30, 2007

Kancil Milenium


Penerbit: Conservation International & YaGaSu, Jakarta, April 2006
Tebal: viii+104 halaman
ISBN: 979-99273-2-3
Harga: Free (selama persediaan ada)

Tumbuhan dan satwa liar di hutan mempunyai peranan masing-masing, oleh karena itu perlu bahasa yang sederhana untuk mengajarkan pengetahuan itu kepada pelajar dan anak-anak kita pada tingkat tertentu.

Cerita Kancil Milenium ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan pelajaran terhadap perilaku binatang (animal behavior) yang hidup di hutan tempat mereka tinggal. Cerita disini dibuat sebagai fiksi tetapi berlandaskan penelitian ilmiah yang telah diketahui secara ilmu pengetahuan. Jadi,sayang sekali satwa-satwa yang kita miliki—yang merupakan makhluk Tuhan juga—apabila kemudian menjadi punah tanpa diketahui apa peranan mereka dan bagaimana kehidupan mereka sebenarnya dalam membantu kehidupan manusia.

Konservasi Alam Dalam Islam


Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: Juni 2005
Tebal: xxiii+142
ISBN:979-461-525-0
Harga:Rp18.000,-

Buku ini berisi urain mengenai khasanah keadilan syariat Islam dalam menata lingkungan dan melestarikan alam. Penulis memandang buku ini hanya merupakan mukaddimah dari kebutuhan uraian yang lebih rinci dan lebih panjang tentang hubungan Islam dan Lingkungan Hidup, karena masalah lingkungan yang kita hadapi semakin kompleks dan meluas.

Komentar
Karya Fachruddin M. Mangunjaya ini mempertegas perintah Allah, bahwa melestarikan alam adalah amanah yang dipikulkan kepada setiap manusia sebagai khalifahNya; dan merusak alam berarti menghianati amanah-Nya. Karena itu, hemat saya, buku ini bermanfaat untuk mengingatkan kesadaran kita, bahwa pelestarian alam merupakan usaha menjaga kelangsungan hidup setiap apa yang ada di ala mini.”

--Prof. Azyumardi Azra, MA. Guru besar UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta
Resensi Buku:

Friday, March 16, 2007

Hidup Harmonis Dengan Alam


Tahun 2006

HIDUP HARMONIS DENGAN ALAM

Esai Esai Pembangunan Lingkungan, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Indonesia.

Penerbit: Yayasan Obor Indonesia

ISBN 979-461-525-0
Harga :Rp55.000,-

Setelah bencana tsunami 26 Desember 2004, banyak pakar menyadari betapa penting hidup
harmonis dengan alam. Sandi-sandi alam sebelum tsunami: burung yang terbang berbalik arah, dan serangga yang memanjat keatas gedung bertingkat, menjadi indikator alami akan terjadi bencana besar. Banyak orang lalu menyesal mengapa hutan bakau telah tiada, padahal vegetasi ini mampu turut menghambat—setidaknya mengurangi—gelombang tsunami yang dahsyat. Kita hidup dalam sebuah ciptaan Tuhan yang lebih besar yaitu alam semesta, dan manusia adalah salah satu ciptaaNya yang kecil. Lalu mengapa alam menjadi rusak? Mengapa hampir setiap tahun negeri ini dirundung bencana lingkungan: kekeringan, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan? Apakah bangsa Indonesia termasuk yang tidak perduli terhadap lingkungannya?Mungkinkah bangsa ini akan collapse, karena sumber daya alamnya habis dan lingkungannya rusak tercabik-cabik. Buku ini mencatat track record peristiwa-peristiwa lingkungan bangsa Indonesia dan bagaimana seharusnya sikap kita.

Komentar:
“Buku ini bagus dibaca oleh seluruh komponen, yang cinta pelestarian satwa langka yang hampir punah. Bencana lingkungan yang menimpa Indonesia dapat dicegah bila banyak insan mau peduli dengan masalah lingkungan. Fachruddin Mangunjaya adalah sedikit dari penulis yang hadir menggugah masyarakat dengan karyanya menuntun kita untuk peduli pada lingkungan hidup.”
---Angelina Sondakh, Anggota DPR-RI, Ambassador Orangutan OUREI (Orangutan Republic Education Initiative)


“HIDUP HARMONIS DENGAN ALAM merupakan referensi penting bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai musibah banjir, tanah longsor bahkan tsunami.”
---Prof. Dr. Ir Hadi S.Alikodra,
Guru Besar Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).



“…buku ini merupakan sumbangan yang baik bagi mereka yang kurang peduli untuk menjadi sadar tentang persoalan lingkungan. “
---Dr. Tony Whitten
Senior Biodiversity Specialist
The World Bank


“Sebuah buku yang mengupas masalah lingkungan hidup Indonesia secara lengkap. Pembagian bab memudahkan pembaca. Bahasanya mudah dimengerti.”
---Diah Purnomowati,
Redaktur Eksekutif KORAN TEMPO

“Buku ini berisi ulasan mengenai hal-hal yang sangat relevan dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tidak banyak penulis yang mampu menterjemahkan pengetahuan ilmiah kedalam tulisan yang ringan dan enak dibaca. Masalah lingkungan dan keanekaragaman hayati yang rumit menjadi mudah difahami melalui tulisan Sdr. Fachruddin Mangunjaya ini.”
---Prof. Ani Mardiastuti, PhD.
Guru Besar Pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.


RESENSI BUKU
Koran Sindo: Minggu 21 Januari 2007

Kritik atas Nalar Abad Industri

DI dunia pendidikan muncul kritik tajam terhadap warisan paradigma (nalar) abad industri yang agresif dan eksploitatif terhadap alam demi profit dan akumulasi modal, dengan mantra ”efisiensi” dan ”persaingan bebas”.
Fritjof Capra lewat buku The Web of Life (1996) secara ilmiah mengungkap bahwa manusia tak akan survive hidupnya jika tidak mampu memelihara harmoni dan jejaring kehidupan, termasuk dengan lingkungan alamnya.”Manusia pasti kalah bermusuhan dengan alam,” kata Capra. Gagasan utama buku yang ditulis Fachruddin ini adalah berupaya memosisikan alam secara seimbang dengan manusia. >>>
Lembar tahun 2006, pada musim penghujan, dibuka penduduk negeri ini dengan banjir bandang di Jember dan Banjarnegara di Pulau Jawa. Tak lama berselang, bencana yang hampir sama merembet ke sebagian besar wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera dan Kalimantan, dua pulau yang mempunyai tutupan hutan yang relatif baik dari Pulau Jawa.